Jumat, 01 April 2016

Rara Anggraeni Asmaradahana Panjalu Janggala









Novel Rara Anggraeni
Asmaradahana Panjalu Janggala.

S
emenjak ditaklukkannya Janggala oleh pasukan Daha dibawah kepemimpinan Syri Naranatha Prabhu Jayabhaya pada Saka Warsa 1057, pembersihan besar-besaran pun terjadi. Seluruh anak keturunan dari Mapanji Garasakan yang selama ini menguasai Janggala disingkirkan sepenuh-penuhnya. Daha berkuasa atas tanah Jawa. Bahkan kekuasaannya melebar hingga mencapai Jambi dan Sêlat Hujung Mêdini. Pada masa itu teriakan ‘Panjalu Jayanti’ berkumandang gegap gempita. Namun, kemenangan tersebut bukanlah jaminan bagi Daha menjadi aman. Pertikaian berdarah-darah masih saja terus terjadi. Bahkan menantu Syri Naranatha Prabhu Jayabhaya, Mapanji Astradharma tewas karenanya.
Karena ketidaknyamanan yang menghinggapi bathin Dyah Ayu Pramesthi, setelah kematian suaminya, Mapanji Astradharma, maka hak atas tanta Daha yang seharusnya jatuh kepadanya ditinggalkan. Dirinya memilih untuk mengasingkan diri ke puncak Gunung Kapucangan, mendirikan pashraman dan menjadi seorang pertapa wanita dengan mengambil gelar Ajar Dewi Kili Suci Anom. Tahta Daha lantas dilimpahkan kepada adik kandungnya, Mapanji Aryesywara atau Mapanji Lêmbu Amêrdadu. Kelak jika Mapanji Lêmbu Amêrdadu telah lengser dari tahta, maka yang berhak menggantikannya adalah putri sulungnya, Dyah Ayu Sasi Kirana. Kini Mapanji Aryesywara diangkat sebagai Sang Rake Hino Daha, putra mahkota yang kelak akan menggantikan Syri Naranatha Prabhu Jayabhaya ketika lengser keprabhon.
Wilayah Janggala sendiri dipasrahkan kepada Prabhu Sarwesywara atau Prabhu Lêmbu Amiluhur, putra ke tiga Syri Naranatha Prabhu Jayabhaya. Diam-diam penguasa baru Janggala ini mengingini tahta Daha kelak diduduki oleh putra sulungnya, Rahadyan Kuda Rawisrêngga. Dikirimkannya utusan yang dipimpin oleh Rakryan Kanuruhan Kudanawarsa untuk mengajukan pinangan terhadap Dyah Ayu Sasi Kirana ke Daha. Pinangan diterima dengan baik. Namun ketika balik dari Daha, Rahadyan Kuda Rawisrêngga terpikat kecantikan Rara Anggraeni, putri dari Rakryan Kanuruhan Kudanawarsa. Masalah muncul ketika Rakryan Kanuruhan Kudanawarsa tidak mengingini putrinya hanya sekedar dijadikan sêlir belaka. Putrinya harus dijadikan seorang paramesywari.
Keruwetan bertambah-tambah ketika Rakryan Kanuruhan Kudanawarsa menggulirkan rencana untuk membatalkan perjodohan antara Rahadyan Kuda Rawisrêngga dengan Dyah Ayu Sasi Kirana. Tahta Daha tetap harus bisa diduduki oleh Rahadyan Kuda Rawisrêngga dengan Rara Anggraeni sebagai paramesywari. Dan tahta Daha harus direbut dengan jalan peperangan! Muslihat dan tipu daya pun ditebarkan. Keadaan semakin memanas ketika pasukan Janggala lama yang dulu tersingkir dari Kadhaton Janggala, diam-diam ikut mendukung rencana Rakryan Kanuruhan Kudanawarsa! Novel berdasarkan kisah-kisah Panji ini menjadi lebih hidup dan menggairahkan dalam garapan tangan dingin Damar Shashangka.

▬▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩▬▬▬▬▬▬▬▬

Rara Anggraeni: Asmaradana Panjalu - Janggala
Damar Shashangka
@all right reserved
Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang
Penyunting: Damaika Saktiani
Desain Cover: Sugeng
Tata Letak: Yoels

Rara Anggraeni: Asmaradana Panjalu - Janggala
Damar Shashangka, - Cet. 1 - Yogyakarta: Narasi, 2016, 14,5 x 21 cm; 488 hlm
ISBN (10) 979-168-491-X
ISBN (13) 978-979-168-491-0




Segera terbit April 2016.

Preorder sudah dibuka. Silakan yang hendak preorder dengan format :

1.      Nama
2.      Alamat
3.      Nomor hp
4.      Jumlah pemesanan (bisa satuan)
5.      Kirim ke inbox akun Damar Shashangka, Damar Shashangka Kapindho, page DAMAR SHASHANGKA, Sms/Wa : 0819837685, Bbm : 5ACE56FB