Rabu, 18 Mei 2011

Novel SABDA PALON (National Best Seller) Cetakan kedua


Buku Sabda Palon di Fontana California, Ibu Siska Pasaribu











NOVEL SABDA PALON (National Best Seller) CETAKAN KEDUA


karya Damar Shashangka

DITERBITKAN OLEH
DOLPHIN

Jln. Ampera II No. 29, RT: 004/09, Ragunan Jakarta Selatan 12550.
Telp/Faks: (021) 7884 7301

http://www.kaylapustaka.com/

Sabda Palon
©Damar Shashangka, 2011
Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved


Penyunting: Salahuddien Gz dan Dita Sylvana
Penyelaras Bahasa: Khrisna Pabichara
Pemindai Aksara: Muhammad Bagus SM
Penggambar Sampul: Yudi Irawan
Penata Letak: MT Nugroho



Cetakan II: April 2011
ISBN: 978-979-16110-4-n

Harga: Rp 75.000,- (450 Hlm. Bookpaper)


Dolphin

Jln. Ampera II No. 29, RT: 004/09,
Ragunan Jakarta Selatan 12550.
Telp/Faks: (021) 7884 7301
E-mail: bunda_laksmi@yahoo.com

SINOPSIS

Pada tahun 1445 Masehi, atas permintaan Bhre Kêrtabumi, Syekh Ibrahim Al-Akbar berlayar dari Champa menuju Jawa, diiringi Sayyid Ali Murtadlo dan tiga belas santrinya. Mengingat pertumbuhan kaum muslim yang pesat di pesisir Jawa, syekh keturunan Samarqand itu didaulat untuk menjadi petinggi agama Islam di Keraton Majapahit. Tetapi jung Syekh Ibrahim diamuk badai hingga terdampar di pantai Kamboja. Mereka ditangkap prajurit-prajurit Kamboja dan dipenjara oleh rajanya. Kabar perihal nasib rombongan Champa itu akhirnya sampai di Jawa. Dipimpin Raden Arya Bangah, tujuh jung tempur Majapahit, lengkap dengan meriam dan manjanik, segera meluncur ke Kamboja untuk membebaskan mereka. Pertempuran sengit pun meletus di Prey Nokor.

Dalam pada itu, Sabda Palon dan Naya Genggong, dua punakawan Bhre Kêrtabumi, melihat dengan mata batinnya bahwa trah Majapahit akan lumpuh. Selama lima ratus tahun awan hitam akan menaungi Nusantara seiring datangnya para pengusung keyakinan baru yang bakal mengakhiri kekuasaan Majapahit. Demi menjaga keutuhan Nusantara, Sabda Palon menasihati Kêrtabumi agar mengambil selir dari Kepulauan Wandhan. Keturunan darinyalah yang akan membangkitkan kejayaan trah Majapahit dua ratus tahun kemudian. Raja muda itu pun mengawini Bondrit Cêmara, seorang emban dari Wandhan. Dewi Amaravati, putri Champa permaisuri Kêrtabumi, dilanda cemburu tak tertanggungkan hingga ia berencana membunuh Bondrit Cêmara berikut janin yang tengah dikandungnya.

Melalui narasi-narasi memukau nyaris pada setiap babak, novel ini tak hanya mampu menyatukan keping-keping sejarah masa akhir kejayaan Majapahit yang tercecer dan terpendam, tetapi juga bakal menyihir Anda untuk memasuki Nusantara masa silam. Tidaklah mudah membawa pembaca abad 21 kembali ke abad 15, yang berjejal aroma dupa, kemegahan pura, dan gadis-gadis yang masih bertelanjang dada. Tetapi Damar Shashangka mampu melakukan itu dengan mempesona.

Testimonu-Testimoni :

“Damar Shashangka memang sudah jauh hari diramalkan bakal memberikan pencerahan terhadap masa gelap sejarah kemunduran Nusantara. Kehadiran novel ini patut dirayakan dengan ritual khusus di Trowulan, petilasan kejayaan Nusantara masa silam.”
(Leonardo Rimba, pendiri Spiritual Indonesia )


“Sabda Palon adalah tokoh agung yang mempunyai energi besar di Cakra Ajna (mata ketiga); menghadapi permasalahan yang pelik tidaklah cukup mengandalkan energi cinta di Cakra Anahata (hati). Tidaklah mengherankan jika ia mampu menerawang sejarah ke belakang dan ke depan. Sungguh, baru memegang buku ini saja sudah terasa energinya yang dahsyat. Dan ketika menyimaknya, betapa pertarungan antara cahaya dan kegelapan tergambar indah di dalamnya.”
(Rini Candra, Master Maha Yoga Kundalini Indonesia)



"Ingatan kolektif kita sebagai bangsa perlu distimuli dan direkonstruksi dengan berbagai kisah sejarah dari bermacam-macam sudut pandang -- sebab dari sanalah kita dapat belajar, tentang faktor-faktor pembentuk kejayaan, kejatuhan, dan di atas segalanya kebangkitan yang perlu untuk membentuk sendiri sejarah kita dan anak-cucu kita. Sabda Palon menjadi sangat berharga bagi kita, selain karena figurnya yang memang menarik untuk dicermati, juga karena novel ini berusaha mengisi ruang-ruang yang hilang atau kurang tergali dalam berbagai dokumen sejarah kita... tentang sebuah masa ketika sebuah kerajaan besar yang tangguh dan sangat dikagumi kawan dan lawan, yaitu Majapahit, memasuki usia senjanya. Saya menikmati sepenuhnya dan tak sabar menanti kelanjutan sepak terjang para tokohnya."
(Wandy Binyo Tuturoong - konsultan media dan aktivis demokrasi)



Siapapun Damar Shasanka, dia story-teller yang cukup berbakat. Cerita panjang dengan plot yang sangat random bahkan seperti hampir tidak ada main-plot yang menjembatani keseluruhan cerita kecuali satu benang merah; Majapahit, dia berhasil menahan saya untuk tidak buru-buru mengalihkan perhatian saya ke Manohara dengan Sinetron Supergirl-nya itu atau Sinetron lucu lain bertitel Anak Yang Tertukar atau apalah... Damar Shasanka juga berhasil menyamarkan antara catatan sejarah, imajinasi dan mungkin hasil olah batin penelusurannya dengan narasi-narasi licin yang cukup cerdas.
(Sigit Ariansyah – Sutradara film)



Salah satu keunikan Sabda Palon adalah keintensitasannya dalam menghidupkan banyak tokoh di dalam cerita. Tidak terjadi asimilasi karakter yang sering diderita oleh penulis-penulis fiksi sejarah. Damar Shashangka bisa dikedepankan sebagai generasi baru penerus Nyoman S. Pendit.
(Pringadi Abdi Surya - Penulis)


Champa, Kamboja, Majapahit, semua menyihir aku, terlarut dalam alurnya. Rasanya gak rela buat menutup buku disaat kumerasa pedih di mata. Suatu buku aku anggap berhasil penulisannya, ketika aku bisa terlarut, bisa merasakan debar-debar ketegangan, merasakan terharu hingga meneteskan air mata.

Yah, sedikit bocoran, aku meneteskan air mata pada saat Kidang Telangkas, bertemu bapa-nya di hutan. Yah, aku bukan pe-review buku, cuma penikmat buku. Yang jelas aku menunggu lanjutannya. Ketika sampai di pupuh terakhir, rasanya gak rela khayalan tentang alurnya harus berakhir...
(Noni Rafael – Penikmat Buku)



“Novel ini merupakan referensi utama tentang sejarah Kerajaan Nusantara Majapahit, mengingat banyaknya data dan informasi valid yang tersaji di dalamnya, menggugah kita untuk bangkit kembali setelah lama limbung akibat tercerabut dari akar adat dan budaya bangsa.”
(Ahmad Sinter Prawiraatmadja - pelestari kebudayaan Sunda)



“Selama ini, pemahaman kita tentang sejarah kejatuhan Majapahit begitu terfragmentasi. Sangat beruntung kita memiliki Damar Shashangka, yang dengan apik menyatukan keping-keping sejarah tersebut ke dalam sebuah cerita yang tidak saja memberikan pemahaman yang utuh, melainkan juga menghibur urat estetis kita.” (Khrisna Pabichara - penulis)



Jarang ada novel yg bisa membuat saya betah membaca halaman demi halaman. Sabda Palon inilah salah satunya. Penyajian cerita sejarah yg menarik! Jadi penasaran dg seri ke-2 dr trilogi novel ini”
(Deddy D'Teges – Pemerhati Sejarah)



“Hanya satu kata yg terucap stlh membaca SABDA PALON karya Damar Shashangka: Dahsyat! Detailnya luar biasa. Seperti ditulis seorang saksi mata. Jika difilmkan, yg pantas menggarapnya adlh Peter Jackson atau James Cameron. Serius!”
(Fouad Sn – Alumni Pondok Modern Gontor)



“Dengan cantiknya Sabda Palon mengajak kita sejenak menengok ke belakang, bukan untuk bernostalgia, apalagi dendam, terhadap masa lalu, melainkan untuk menemukan jati diri kita kembali sebagai bangsa besar Nusantara.”
(Yudi Sayutogoyo, perupa)



“Buku ini membuat saya serasa memasuki rumah Nusantara masa silam yang penuh pintu. Setelah memasuki pintu satu, saya dihadapkan pada banyak pintu lain yang menggoda untuk dimasuki. Dan setelah memasuki pintu-pintu yang ditawarkan buku ini, pemahaman saya tentang rumah Nusantara masa silam semakin benderang.”
(Bangun Widodo - penggemar buku sastra)


"Kemampuan Damar Shashangka sejajar dg James Michener dlm mengemas fakta2 sejarah menjadi tulisan yg memikat. Saya ketagihan! Sungguh menyenangkan membaca SABDA PALON di Santa Monica Beach, menghadirkan kerinduan tak terperi untuk pulang ke Tanah Air tercinta.”
(C Anita Day-Tobing, auditor Best Western Ontario Hotel, California).


------------------------------------------------------------------------

Harga Rp. 75.000,- Pesan ke saya akan saya beri kenang-kenangan berupa tanda tangan khusus untuk si pemesan. Kirim massage pemesanan (nama dan alamat lengkap) ke INBOX Face Book saya, "Damar Shashangka", atau melalui sms/tlp ke nomor hand phone 0818-102-767 atau bisa kirim e-mail ke damarshashangka@gmail.com (belum termasuk ongkos kirim) Buku akan dikirim melalui Pos/JNE. Pembayaran melalui transfer ke rekening:

BCA KCP Gondanglegi,Malang
No.Rek : 31-70-41-76-90
a/n : Anton Maharani


Gramedia Pondok Indah Jakarta menambah stock lagi dari pihak distributor karena penjualan bagus.

Jaya-Jaya Nuswantara, Têtêp Jaya Ngadhêpi Bêbaya!

Rahayu…!


2 komentar:

  1. Mas Damar, saya kagum dg usaha mas damar merangkai potongan2 sejarah yang tersembunyi lewat novel sabda palon ini. Cuman saya agak terganggu dg. tokoh Jaka Dilah/ Arya damar yg ditampilkan. Setahu saya dari sejarah Arya damar emang tokoh majapahit yg menjadi pembesar di Palembang/ Darmasraya?. Tapi arya damar ini seangkatan dg Gajah Mada, sementara Arya damar dalam novel ini settingnya +/- 100 tahun kemudian. Bagaimana Komentar Mas Damar? Teruslah berkarya. Jayalah Negeriku.

    salam
    Lanang Wiadnyana, Bali

    BalasHapus
  2. Arya Damar yang membantu Gajah Mada dengan Arya Damar yang menjadi ayah tiri Raden Patah adalah dua tokoh yang berbeda, Bli...:)

    BalasHapus