Senin, 20 Juni 2011

DARMAGANDHUL (Kisah Kehancuran Jawa dan Ajaran-Ajaran Rahasia)





Darmagandhul

@Damar Shashangka

Diterjemahkan dari Sêrat Darmagandhul catatan induk

Asli peninggalan K.R.T Tandhanagara, Surakarta.

Hak cipta dilinduingi undang-undang

All rights reserved

Cetakan I : 2011

ISBN : 978-979-16110-6-0

Penerjemah: Damar Shashangka

Penyunting: Salahuddien Gz

Pemindai Aksara: Muhammad Bagus SM

Penggambar Sampul: Yudi Irawan

Penata Letak : MT Nugroho

Harga: Rp 75.000,- (460 hlm. Bookpaper)

Penerbit : DOLPHIN

Jln. Ampera II No.29, Jakarta Selatan.

Telp : 021-78847301

E-mail : bunda_laksmi@yahoo.com

P

ada suatu hari, Darmagandhul, seorang murid yang tajam hatinya, bertanya kepada gurunya, Kiai Kalamwadi, tentang awal mula kenapa masyarakat Jawa meninggalkan agama Buda dan beralih memeluk agama Islam. Pada saat itulah Kiai Kalamwadi mulai menyadari bahwa rahasia kehancuran Majapahit dan Jawa, yang disembunyikan para penguasa selama berabad-abad, patut dibabarkan kepada Darmagandhul, agar menjadi pelajaran bagi generasi mendatang. Kiai Kalamwadi memperoleh pengetahuan itu dari gurunya, Raden Budi, yang mewarisi cerita sejarah dan ilmu-ilmu rahasia leluhur Jawa.

Melalui percakapan yang disenandungkan, Kiai Kalamwadi lantas berkisah tentang kehancuran Majapahit karena serangan Demak, yang dipimpin Raden Patah, putra kandung Prabu Brawijaya yang berkuasa, atas prakarsa para sunan. Serangan tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan para sunan untuk mengganti pemerintahan Majapahit yang mereka anggap kafir dengan pemerintahan Islam. Hanya Syekh Siti Jênar yang menolak rencana itu, sehingga ia dijatuhi hukuman mati. Sejak saat itu, kitab-kitab agama Buda dibakar nyaris tanpa sisa dan, karena hegemoni penguasa baru, masyarakat Jawa Buda berbondong-bondong memeluk agama Islam. Yang menolak masuk Islam kemudian mengasingkan diri ke hutan, pegunungan, dan Pulau Bali.

Semenjak terbit pertama kali dalam bahasa Jawa, Darmagandhul telah menuai kontroversi dan polemik tak berkesudahan di Tanah Air selama seratus tahun. Kitab ini bagai pisau bermata dua: dicintai kaum Kejawen dan Islam Abangan sekaligus dibenci kaum Islam Radikal. Kitab ini hadir dalam versi prosa dan tembang. Buku yang berada di tangan Anda saat ini merupakan terjemahan prosa sekaligus tembang, yang sudah sangat jarang ditemukan. Yang menjadi keistimewaan buku ini adalah: Damar Shashangka memberikan ulasan dan kritik tentang senjakala Majapahit serta ajaran Islam, Buda, dan Kejawen, demi mencari titik temu, intisari spiritual, di antara tiga kepercayaan tersebut.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Buku yang bisa dijadikan koleksi khusus. Dua versi Serat Darmagandhul yang kontroversial, ditampilkan dalam satu kemasan dalam buku ini. Versi Tembang (Puisi) yang pernah diterbitkan oleh Redaksi Almanak H. Bunning, Jogjakarta pada tahun 1920 bertuliskan huruf Jawa dan versi Gancaran (Prosa) yang pernah diterbitkan oleh TB. Sadu Budi, Surakarta pada tahun 1959, bertuliskan huruf latin.

Naskah dalam bentuk Tembang tidak banyak beredar di masyarakat. Namun naskah dalam bentuk Gancaran-lah yang beredar luas dan dikenal dimana-mana. Naskah terbitan T.B. Sadu Budi tersebut pernah dilarang pada era 50-an, tidak lama setelah beredar di tengah masyarakat. Pada tahun 1980-an, naskah ini beredar lagi. Badan Koordinasi Pengawas Kepercayaan Masyarakat (BAKORPAKEM) segera mengadakan razia dari rumah ke rumah. Hingga akhirnya, menjelang tahun 1998, naskah Serat Darmagandhul bisa dikenal dan beredar luas lagi.

Versi Tembang (Puisi) yang bertuliskan huruf Jawa sangat susah ditemukan. Paling banter yang bisa ditemukan adalah dalam versi Gancaran (Prosa). Kini penerbit Dolphin mengemas dua versi serat Darmagandhul tersebut dalam satu buku dan sudah disertai terjemahan dan ulasannya berjudul DARMAGANDHUL (Kisah Kehancuran Jawa dan Ajaran-Ajaran Rahasia)

Pesan ke saya akan saya beri kenang-kenangan berupa tanda tangan khusus untuk si pemesan. Kirim massage pemesanan (nama dan alamat lengkap) ke INBOX Face Book saya, "Damar Shashangka", atau melalui sms/tlp ke nomor hand phone 0818-102-767 atau bisa kirim e-mail ke damarshashangka@gmail.com (belum termasuk ongkos kirim) Buku akan dikirim melalui Pos/JNE. Pembayaran melalui transfer ke rekening:

BCA KCP Gondanglegi,Malang

No.Rek : 31-70-41-76-90

a/n : Anton Maharani

14 komentar:

  1. Apakah buku ini belum beredar di toko buku Gramedia< mohon informasinya

    BalasHapus
  2. Akhir Juli atau awal Agustus baru beredar di GRAMEDIA seluruh Indonesia, pak. Sementara bisa dipesan ke saya sebagai penterjemah dan pengulas atau ke Penerbitnya langsung.

    BalasHapus
  3. kok kayaknya anti Islam nih? apa gak mengundang kontroversi nantinya?

    BalasHapus
  4. Bukunya ok...saya sudah punya...untuk menambah pemahaman sangat bagus...

    BalasHapus
  5. kontroversi atau tidak, inilah kisah yg akhirnya bisa kita tahu. bukan yang selama ini dikasih tahu.

    BalasHapus
  6. Salam kenal mas Damar.

    Berawal dari keingintahuan saya mengenai Sabdo Palon dan Naya Genggong yang membuat saya browsing di internet. Sampai pas libur Lebaran kemarin tanpa sengaja menemukan buku Sabdo Palon di toko buku dan baru minggu lalu juga tak sengaja menemukan buku Darmaghandul. Saya sangat mengapresiasi kedua buku tersebut karena dari buku tsb saya lebih memahami sejarah Jawa dan sedikit banyak saya agak tertarik dengan hal mistik dan spiritual walaupun saya sangat awam sekali akan hal ini.

    Saat ini saya masih membaca buku Darmaghandul dan ada beberapa hal yang membuat saya penasaran berkaitan dengan catatan kaki, terutama bila diberikan catatan "Coba anda artikan sendiri kata-kata yang simbolik ini" seperti catatan kaki sbb:
    37. Aji Saka orang Hindu (India), anda orang Ngarab tetapi kelakuan sama saja, menganiaya sesama manusia, sama-sama membuat sulit mencari 'sumber air' (hal 28)
    40. Tapi dengarkan, kelak setelah lima ratus tahun, sungai ini akan kembali seperti semula (hal 29)
    43. Sumur pun digulingkan, sehingga Sunan Benang bisa mengambil air untuk berwudhu (hal 31)

    Mungkin saya sangat-sangat bodoh untuk bisa mengartikan sendiri kalimat-kalimat tersebut, mohon bantuan mas Damar untuk bisa menjelaskannya.

    Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih atas pencerahannya.

    Salam,

    Seno

    BalasHapus
  7. saya sangat setuja sekali dengan terbitnya kenyataan kenyataan sejarah.....yang sebenarnya kita harus tahu....tentang jati diri...bangsa..sendiri...dan semoga menjadi damai....

    BalasHapus
  8. Untuk Mas Seno :

    37. Air adalah simbol dari pengetahuan spiritual. Menyebabkan sulit mencari air, berarti membatasi orang Jawa untuk mencari pengetahuan spiritualitas dengan bebas.

    40. Aliran air yang telah disimpangkan, kelak akan kembali mengalir sesuai jalur semula. Maksudnya, pengetahuan sepuh yang sudah dimanipulasi/dibelokkan, kelak pada lima ratus tahun lagi akan kembali mengalir pada jalur yang sudah semestinya. Segala manipulasi akan terlihat jelas. Segala pembelokan akan ketahuan.

    43. Menggulingkan sumur berarti menggulingkan sumber air. Sumur adalah simbol dari para bijak masa lalu. Menggulingkan sumur berarti menjegal para bijak pada waktu itu.

    BalasHapus
  9. Untuk Mas Seno :

    37. Air adalah simbol dari pengetahuan spiritual. Menyebabkan sulit mencari air, berarti membatasi orang Jawa untuk mencari pengetahuan spiritualitas dengan bebas.

    40. Aliran air yang telah disimpangkan, kelak akan kembali mengalir sesuai jalur semula. Maksudnya, pengetahuan sepuh yang sudah dimanipulasi/dibelokkan, kelak pada lima ratus tahun lagi akan kembali mengalir pada jalur yang sudah semestinya. Segala manipulasi akan terlihat jelas. Segala pembelokan akan ketahuan.

    43. Menggulingkan sumur berarti menggulingkan sumber air. Sumur adalah simbol dari para bijak masa lalu. Menggulingkan sumur berarti menjegal para bijak pada waktu itu.

    BalasHapus
  10. Mantap Mas....

    Semoga buku ini dapat mengembalikan masyarakat kita yang dahulu dikenal sangat berbudaya tenggang rasa, hormat dengan orang yang lebih tua, dan tidak mementingkan harta. Sekarang banyak masyarakat muda yang hanya mementingkan gelar, harta, dan haus hormat.

    BalasHapus
  11. saya kagum dgn keberanian anda menuliskan buku ini. terimakasih, mungkin masa 500 thn yang disebutkan sudah mulai, dan yang benar mulai terungkap.

    BalasHapus
  12. saya sangat susah mencari dikota saya...
    bisakah saya memesan melalu anda...
    jika anda mau merespon reply via email or FB or TAGGED to bagel_cool@yahoo.com
    terima kasih sebelumya.

    BalasHapus